PENDIDIKAN BERKARAKTER
ISLAMI
Pendidikan
merupakan suatu kebutuhan bagi seluruh manusia. Tanpa adanya pendidikan
kehidupan ini akan statis, manusia tidak mungkin dapat berkembang dan
progresif. Pendidikanlah yang menghantarkan manusia memperoleh ilmu dan
pengetahuan supaya bisa meraih cita-cita dan aspirasi mereka. Pendidikan bukan
hanya melalui pendidikan formal ataupun informal. Pendidikan bersifat universal
artinya pendidikan itu merupakan proses dimana ada seorang pendidik (guru,
orang tua, atau orang lain) yang memberi arahan dan mengajarkan sesuatu hal
kepada seorang peserta didik (anak sekolah, orang dewasa, dan masyarakat
lainnya). Jadi, implikasinya jika kita memberitahu sesuatu hal kepada orang
lain maka bisa dikatakan kita telah melaksanakan sebuah proses pendidikan non
formal.
Pendidikan
bisa dikatakan berhasil jika pendidikan itu mampu menyeimbangkan antara
pemberian ilmu pengetahuan baru dan pembentukan karakter seorang peserta didik.
Pemberian ilmu dan pengetahuan baru akan menghasilkan kecerdasan kognitif dan
kemampuan berfikir yang intelektual bagi peserta didik, akan tetapi yang
terpenting yaitu pendidikan harus mampu menghasilkan generasi bermoral,
beradab, dan berbudi pekerti luhur. Karena tanpa pendidikan moral manusia itu
ibarat pohon yang tidak memiliki akar. Kecerdasan hanya seperti sebuah batang
pohon yang mungkin bisa tumbang karena tidak memiliki akhlak dan moral sebagai
akarnya. Dari statement ini
dicontohkan: Mengapa banyak orang pintar di Indonesia akan tetapi mereka
melakukan tindakan yang sangat merugikan masyarakat dan Negara? Mengapa banyak
yang korupsi, melakukan pelecehan, tindak kriminal, dsb., apakah pendidikan
gagal membimbing mereka? Tidak! Pendidikan tidak salah, tapi proses saat
melaksanakan pendidikan itulah yang harus dievaluasi. Pendidikan yang ada
dewasa ini hanya menuntut manusia untuk menjadi masyarakat yang cerdas dan
mampu bersaing, namun tidak menuntut manusia untuk menjadi manusia yang
bermoral dan memiliki budaya malu.
Jika
kita bercermin dari Negara maju disana sebut saja Negeri Tirai Bambu,
pendidikan moral sangat ditekankan, sehingga masyarakatnya memiliki rasa malu
jika ingin melakukan hal-hal yang dilarang. Bahkan, pemimpin disana rela untuk
mengundurkan diri secara terhormat karena telah melakukan tindakan yang
merugikan. Kembali kepada konteks awal, semua itu berawal karena mereka
menjadikan sebuah pelajaran yang diperolehnya itu menjadi kebiasaan. Bukan
pelajaran kemudian lantas dilupakan.
Untuk menjawab masalah ini, ada solusi yang
memang sudah ada sejak lama. Bahkan solusi ini telah tertuliskan di dalam kitab
suci turunan Nabi Muhammad, yakni Al-Quran. Apa saja sebenarnya yang kurang
dari pendidikan umum kita? Pendidikan umum di Indonesia kurang mengajarkan
aspek keislaman. Al-quran telah menyinggung beberapa hal mengenai budaya malu,
budaya baca, kebiasaan mandiri, pantang menyerah, kerja keras, menjaga tradisi,
tidak serakah, dan kekeluargaan. Aspek-aspek ini lah yang kurang di tekankan
dalam pendidikan umum di Indonesia. Pendidikan umum hanya mengenalkan aspek
tersebut saja kepada para peserta didiknya, namun tidak mengharuskan dan
membiasakannya.
Islam
itu rahmatan lil alamin yang artinya rahmat bagi seluruh alam. Ajaran dalam
al-Quran boleh diterapkan oleh siapapun, maka tak heran jika banyak Negara lain
yang sudah jauh lebih maju dari Indonesia karena mereka telah menerapkan
aspek-aspek tersebut.
Melihat
keadaan ini, banyak para tokoh islam yang merasa ironis dan iba, maka dewasa
ini banyak orang-orang yang berhati mulia mulai kembali mendirikan dan
mengembangkan pendidikan berkarakter islam, yakni melalui pesantren dan
madrasah yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar
Pendidikan berkarakter islami ini mampu menghasilkan generasi bermoral yang
memiliki kecerdasan intelektual yang baik. Pendidikan berkarakter Islam memang
sudah lama ada di Indonesia, namun keberadaannya masih kurang diminati
masyarakat Indonesia. Bisa dikatakan masih kurang poluler.
Dalam
pendidikan berkarakter islam, peserta didiknya diajarkan untuk beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT., menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya, memiliki budi pekerti yang luhur, serta bermoral dan beradab.
Tujuan dari pendidikan berkarakter islam itu supaya peserta didiknya bisa
memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Kegiatan dalam
pendidikan islam lebih condong kearah ketuhanan, namun sama sekali tidak
mengesampingkan pengajaran ilmu pengetahuan.
Pendidikan
islam menjadikan Allah sebagai tujuan utamanya karena dalam pendidikan islam
peserta didiknya diharuskan untuk sering tilawah, tazkiyyah, talimul kitab agar
mampu mengusir kejahiliyahan. Alhasil hati dan jiwa kita akan menjadi tenang,
fikiran akan jernih, bersih dan cerdas. Pendidikan islam juga mempraktekan
pengajarannya menjadi kebiasaan, artinya generasi hasil pendidikan berkarakter
islam biasa mempraktekkannya melalui sikap yang akhlaqul karimah dalam
kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini harus ada yang menjadi suri tauladan,
yaitu Rasulullah SAW. Selain itu, Pendidikan islam mengajarkan konsep prioritas
dalam berbuat yaitu : wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram. Penilaian
moralitas tidak terlepas dari konsep ini. Seorang pendidik harus mampu
mengetahui kedudukan dari tiap-tiap konsep dalam berbuat ini.
Jika
semua ini terlaksana dengan baik maka Pendidikan islam mampu menjadikan peserta
didiknya menjadi manusia yang memiliki kecerdasan kognitif, kecerdasan
emosional, dan kecerdasan spiritual.
@realmeity
Tidak ada komentar:
Posting Komentar