Rabu, 28 Mei 2014

Saat Hati Tak Bisa Terlisan, Cukuplah ALLAH sebagai Naungan


[PUISI] Aku Ingin Bersama-Mu

Aku Ingin Bersama-Mu (sebuah puisi)


Aku Ingin BersamaMu, Tuhan :’)

Tuhan…
Saat aku berada pada titik jenuh
Aku merasa tak ada harapan
Bagai raga kehilangan jiwa
Tak tentu arah harus kemana

Tuhan…
Beruntung aku masih punya Engkau
Kau yang selalu mengerti aku
Saat hati manusia lain telah mati
Kau tau maksudku
meski manusia lain menganggap bodoh
Kuserahkan hati ini pada-Mu Tuhan

Tuhan…
Aku rindu Engkau
Tak cukup hanya bertemu dalam sujud
Aku ingin Engkau berada dihadapanku
Mendengar jeritan hati yang mungkin
Sudah membusuk atau telah mengeras

Tuhan, Mengapa?
Disaat aku ingin bersama-Mu
Kau menolaknya
Kau tak izinkan aku bersama-Mu
Akalku mungkin terbatas untuk memahami ini

Tuhan …
aku sadar
Mengapa kau tak ingin bersamaku saat ini
Karna aku tahu
Kau menciptakan hari ini
Karena Kau tahu
Hari kemarin tak layak bagiku untuk menemui-Mu
Kau ciptakan hari ini
Hanya untuk memberikan aku kesempatan
Untuk menyiapkan bekal terbaik untuk-Mu

Tuhan…
Tak ada yg bisa merubah kehendak-Mu
Bahkan, meski benda yg tak terlihat ini
Mengalami kerusakaan yang semakin parah
Aku percaya
Semua ada waktunya

Creatiofme – Puisi
By: Meity Isanty
27/5/14

[PUISI] MAAF


MAAF (sebuah puisi)


Maaf...
Jika Lisanku tak jaga
Jika Hatiku tak peka
Jika Ragaku tak guna
Jika jiwaku tak rasa

Maaf...
Jika Kehadiranku hanya duka
Saat aku merusak suka cita
Mungkin beda dengan mereka
Hingga saatnya tiba
Raga ini kehilangan nyawa
Karena derita yang tak terbaca

Maaf...
Karena aku tak bisa terbuka
Hanya Tuhan tempatku bicara
Hingga saatnya tiba

Rasa Kasih Cinta ini takkan pernah terlupa

Indonesian Customs and Habits [Kebiasaan dan Adat]

Indonesian Customs and Habits

1.    Inappropriate Time | | Culture Clock Rubber
• Positive: There is nothing positive from these cultures
• Negative: Habits of Indonesian people who are not on time will only make the person in a hurry to do something. example: if a person is working at 08.00, then she had left home at 07.00, especially if the distance to distant workplaces and roads are jammed situation, it causes the person in a hurry and running to be able to get to work so as not to be late more old. It also creates resentment for someone who is on time. example: if there are two people who make an agreement to meet, and one of those is late, it will cause annoyance to others who have been waiting a long time.

2.    Corruption, Collusion, Nepotism
• Positive: nothing positive from these cultures
• Negative: culture of corruption is harming themselves and others. Taking the rights of others will make one's life becomes unsettled. But unfortunately in fact corruption has become a culture in Indonesia or to say corruption is talkative culture, because if there is someone that corruption in an institution, it will cause people around these institutions are interested in doing something similar. Moreover, if the sanction given to the perpetrators of corruption are still very light, it causes people to not be afraid to commit corruption.

3.    Liked shortcuts
• Positive: make it easier and faster for someone achieve something purpose, so as not to waste time that could be used for other things.
• Negative: instant cultural or shortcuts will only make a person lazy in doing something. This culture causes a person will perform a variety of ways to achieve their goals, no matter how good or bad it is. Example: seserorang want to cross the street, but not through the crossing stairs because they consider crossing through crossing the old staircase and tired. So that one would prefer to cross directly on the street, whereas the risk is someone could get hit by passing vehicles fast.

4.    Glad to throw the word "do not" | | example: "Do not Cheating" becomes "Cheating". "Do not throw litter" to "throw litter".
• Positive: nothing positive from these cultures
• Negative: This habit is not very good and not exemplary because it will only hurt others and even ourselves. This habit is tantamount to breaking the established rules.

5.    Know, But Not Want to know
• In fact, many Indonesian people who know about the bad effects of something done, but still do.
• Example: Though people know that smoking is the same as killing yourself, but still many people who smoke.

6.    Mutual Aid
• Positive: This culture may increase familiarity among humans, because it relates to cultural activities help each other in doing something.
• Negative: no negatives from this culture

7.    Shaking Hands
• Positive : Greetings-shake, a cultural practice that goes around us. Cultural greetings-shake often we see ranging from everyday life or in a formal event. Taught according RasulAllah, shake culture in Islam has several important benefits that we should know. Among the benefits or efficacy shake hands as follows: as an intermediary braid friendship, as a form of mutual mendo'akan, as a form of apology if we have errors, also as a sign of honor for the older ones.

8.    7 Months
• In Indonesia, this event was a custom of the tribe of Java. However, this time not only ethnic Javanese who carry it out. But already spread throughout Indonesia. It is a form of gratitude. 7 months of pregnancy congratulations performed as a form of gratitude for the people who have been given a descent by the Creator. When measured from the day of birth, the mother is only waiting for 2 months for delivery. And to get to 7 months, the mother usually been through a process that could be considered sweet and bitter. Imagine, already inhabiting the stomach of the baby's mother for 7 months. Of course it is something to be grateful.

9.    Tahlilan Tradition
• Positive: Tahlilan tradition held by most people. That the deceased person received his charitable hand of God and received forgiveness for his sin which he has done during the life of the world. Tahlilan also have some goals that are not only perceived benefits for families who carry out alone, but can also be felt by the invitation to attend. namely: Entertain the family of the late / deceased. Reducing the burden of the family of the late / deceased. Inviting deceased relatives / deceased to always be patient over the disaster it has faced. In addition to connect and tighten the relationship between the invitation to the family of the late / deceased. Also Apologizing for the mistake I have ever done by the late / deceased during his lifetime to the invitation. Also As a means of settlement of the rights and obligations of the late / deceased towards people who are still alive.
• Negative: The origin of this tradition actually comes from the Hindu-Buddhist culture modified by ideas on Songo guardian, spreaders of Islam in Java. Initially there is no tradition tahlilan, because old people still believe in the spirits and the supernatural. Seeing this fact, in addition to spread message of Islam, the trustees Songo also determined to change their habits very thick shades tahayyul will then be directed to the Islamic custom patterned and realistic. For that, they preach through artistic and cultural paths that is favored by people with little modify and remove elements at odds with Islam. so, this is not a negative culture tahlilan provided it is done based on Islamic Shari'a.


@realmeity

[ESSAY] ARTI BUKU BAGIKU DAN BANGSAKU TERCINTA

ARTI BUKU BAGIKU DAN BANGSAKU TERCINTA

Buku ?, Siapa yang tidak mengenal bahkan tidak pernah melihat sebuah buku? Semua orang pasti pernah melihat dan membaca buku, meskipun mereka hanya membaca sebagian kecil bagian dari sebuah buku. Mulai dari buku yang berisi gambar yang berwarna, hingga buku yang berisi deretan kata-kata yang tak terhingga. Manfaat membaca buku sangat luar biasa, selain dapat memperoleh ilmu yang belum diketahui, ternyata membaca buku juga mampu memperkuat sel-sel saraf otak dan akan menjadikan seseorang menjadi cerdas dalam berfikir.
Bicara soal buku, ada yang mengatakan buku itu Jendela Dunia? Mengapa harus Jendela Dunia? Mengapa tidak dikatakan buku itu sebagai “Kunci Masa Depan”, mungkin budaya turun-temurun yang telah menjadikan buku itu di cap menjadi Jendela Dunia. Ibarat jendela, ketika seseorang membukanya maka akan terlihat keseluruhan isi pemandangan yang ada diluar dan jika kita benar-benar memperhatikannya maka dia akan mendapat kepuasan, mungkin ini sama halnya seperti buku ketika seseorang membuka sebuah buku dan mempelajarinya, maka dia akan mendapatkan suatu manfaat dan pengetahuan baru.
Namun, bagi saya buku itu tidak hanya sebagai Jendela Dunia, saya lebih setuju jika buku di cap sebagai “Kunci Masa Depan”. Mengapa? Karena buku yang saya baca dan pelajari dengan sungguh-sungguh itu merupakan kunci yang mampu membuka Masa depan. Misalnya : Di masa yang akan datang, saya ingin menjadi seorang Guru Akuntansi yang Professional, maka dengan statement ini implikasinya adalah saya harus sering membaca buku yang berkaitan tentang Guru dan mempelajari materi Akuntansi secara mendalam, supaya saya mampu menghasilkan kunci yang bisa membuka gembok masa depan.
Buku itu ibarat “guru pasif”, karena buku mengajarkan seseorang melalui goresan tinta bermakna yang tertuang dalam sebuah buku. Buku tidak bisa marah, tidak bisa berbicara, namun buku mampu mengajarkan, mengarahkan, dan menjadi pedoman bagi kalian yang haus akan ilmu. Kalian tidak dituntut untuk menghormati buku, tapi buku menuntut kalian untuk memahami arti dari yang disampaikannya.
Dewasa ini, buku tidak hanya berbentuk sebuah lembaran kertas yang berisi deretan tulisan, akan tetapi buku sudah ada yang tersedia dalam bentuk elektronik atau yang biasa dikatakan e-book, hal ini adalah salah satu solusi bagi masyarakat yang ingin membaca buku tapi tidak ingin membawanya dengan alasan buku itu berat. Namun, bagi saya membaca buku secara fisik (dalam bentuk lembaran kertas) lebih efektif ketimbang membaca melalui HandPhone. Dari segi kesehatan pun dijelaskan bahwa menggunakan benda elektronik terlalu lama akan membuat mata menjadi kurang sehat.
Ironis memang saat melihat kenyataan bahwa masyarakat Indonesia kurang gemar membaca buku. Padahal buku sudah banyak tersedia di perpustakaan non online maupun perpustakaan online. Ternyata kunci dari sebuah Negara maju diluar sana adalah masyarakatnya haus akan ilmu, mereka selalu membaca buku, bukan hanya membaca tapi mereka juga menciptakan buku-buku luar biasa yang mampu menjadi pedoman bagi generasi penerus. 
Padahal buku adalah jalan emas untuk mencerdaskan bangsa, namun solusi menjadikan buku sebagai sarana untuk mencerdaskan bangsa belum terrealisasi sempurna. Mulailah dari sekarang dengan gemar membaca buku, tidak harus buku pelajaran yang penting buku yang mampu memberikan manfaat, dan tidak harus buku baru yang penting buku yang berguna.
Jika kita sudah mengenal buku maka kita akan memahami buku dan berlanjut pada mencintai buku.

-Buku itu adalah Surga Ilmu-

@realmeity

[ESSAY] Pendidikan Umum dan Pendidikan Berkarakter Islami

PENDIDIKAN BERKARAKTER ISLAMI

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi seluruh manusia. Tanpa adanya pendidikan kehidupan ini akan statis, manusia tidak mungkin dapat berkembang dan progresif. Pendidikanlah yang menghantarkan manusia memperoleh ilmu dan pengetahuan supaya bisa meraih cita-cita dan aspirasi mereka. Pendidikan bukan hanya melalui pendidikan formal ataupun informal. Pendidikan bersifat universal artinya pendidikan itu merupakan proses dimana ada seorang pendidik (guru, orang tua, atau orang lain) yang memberi arahan dan mengajarkan sesuatu hal kepada seorang peserta didik (anak sekolah, orang dewasa, dan masyarakat lainnya). Jadi, implikasinya jika kita memberitahu sesuatu hal kepada orang lain maka bisa dikatakan kita telah melaksanakan sebuah proses pendidikan non formal.

Pendidikan bisa dikatakan berhasil jika pendidikan itu mampu menyeimbangkan antara pemberian ilmu pengetahuan baru dan pembentukan karakter seorang peserta didik. Pemberian ilmu dan pengetahuan baru akan menghasilkan kecerdasan kognitif dan kemampuan berfikir yang intelektual bagi peserta didik, akan tetapi yang terpenting yaitu pendidikan harus mampu menghasilkan generasi bermoral, beradab, dan berbudi pekerti luhur. Karena tanpa pendidikan moral manusia itu ibarat pohon yang tidak memiliki akar. Kecerdasan hanya seperti sebuah batang pohon yang mungkin bisa tumbang karena tidak memiliki akhlak dan moral sebagai akarnya. Dari statement ini dicontohkan: Mengapa banyak orang pintar di Indonesia akan tetapi mereka melakukan tindakan yang sangat merugikan masyarakat dan Negara? Mengapa banyak yang korupsi, melakukan pelecehan, tindak kriminal, dsb., apakah pendidikan gagal membimbing mereka? Tidak! Pendidikan tidak salah, tapi proses saat melaksanakan pendidikan itulah yang harus dievaluasi. Pendidikan yang ada dewasa ini hanya menuntut manusia untuk menjadi masyarakat yang cerdas dan mampu bersaing, namun tidak menuntut manusia untuk menjadi manusia yang bermoral dan memiliki budaya malu.

Jika kita bercermin dari Negara maju disana sebut saja Negeri Tirai Bambu, pendidikan moral sangat ditekankan, sehingga masyarakatnya memiliki rasa malu jika ingin melakukan hal-hal yang dilarang. Bahkan, pemimpin disana rela untuk mengundurkan diri secara terhormat karena telah melakukan tindakan yang merugikan. Kembali kepada konteks awal, semua itu berawal karena mereka menjadikan sebuah pelajaran yang diperolehnya itu menjadi kebiasaan. Bukan pelajaran kemudian lantas dilupakan.

 Untuk menjawab masalah ini, ada solusi yang memang sudah ada sejak lama. Bahkan solusi ini telah tertuliskan di dalam kitab suci turunan Nabi Muhammad, yakni Al-Quran. Apa saja sebenarnya yang kurang dari pendidikan umum kita? Pendidikan umum di Indonesia kurang mengajarkan aspek keislaman. Al-quran telah menyinggung beberapa hal mengenai budaya malu, budaya baca, kebiasaan mandiri, pantang menyerah, kerja keras, menjaga tradisi, tidak serakah, dan kekeluargaan. Aspek-aspek ini lah yang kurang di tekankan dalam pendidikan umum di Indonesia. Pendidikan umum hanya mengenalkan aspek tersebut saja kepada para peserta didiknya, namun tidak mengharuskan dan membiasakannya.

Islam itu rahmatan lil alamin yang artinya rahmat bagi seluruh alam. Ajaran dalam al-Quran boleh diterapkan oleh siapapun, maka tak heran jika banyak Negara lain yang sudah jauh lebih maju dari Indonesia karena mereka telah menerapkan aspek-aspek tersebut.

Melihat keadaan ini, banyak para tokoh islam yang merasa ironis dan iba, maka dewasa ini banyak orang-orang yang berhati mulia mulai kembali mendirikan dan mengembangkan pendidikan berkarakter islam, yakni melalui pesantren dan madrasah yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar Pendidikan berkarakter islami ini mampu menghasilkan generasi bermoral yang memiliki kecerdasan intelektual yang baik. Pendidikan berkarakter Islam memang sudah lama ada di Indonesia, namun keberadaannya masih kurang diminati masyarakat Indonesia. Bisa dikatakan masih kurang poluler.

Dalam pendidikan berkarakter islam, peserta didiknya diajarkan untuk beriman dan bertakwa kepada Allah SWT., menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, memiliki budi pekerti yang luhur, serta bermoral dan beradab. Tujuan dari pendidikan berkarakter islam itu supaya peserta didiknya bisa memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Kegiatan dalam pendidikan islam lebih condong kearah ketuhanan, namun sama sekali tidak mengesampingkan pengajaran ilmu pengetahuan.

Pendidikan islam menjadikan Allah sebagai tujuan utamanya karena dalam pendidikan islam peserta didiknya diharuskan untuk sering tilawah, tazkiyyah, talimul kitab agar mampu mengusir kejahiliyahan. Alhasil hati dan jiwa kita akan menjadi tenang, fikiran akan jernih, bersih dan cerdas. Pendidikan islam juga mempraktekan pengajarannya menjadi kebiasaan, artinya generasi hasil pendidikan berkarakter islam biasa mempraktekkannya melalui sikap yang akhlaqul karimah dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini harus ada yang menjadi suri tauladan, yaitu Rasulullah SAW. Selain itu, Pendidikan islam mengajarkan konsep prioritas dalam berbuat yaitu : wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram. Penilaian moralitas tidak terlepas dari konsep ini. Seorang pendidik harus mampu mengetahui kedudukan dari tiap-tiap konsep dalam berbuat ini. 

Jika semua ini terlaksana dengan baik maka Pendidikan islam mampu menjadikan peserta didiknya menjadi manusia yang memiliki kecerdasan kognitif, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual.


 @realmeity